Pengalaman Research Visit ke Jepang oleh Issana P. Wardhani
Hajimemashite! Watashi wa Issana desu π
Nama lengkap saya Issana Pramordha Wardhani, lebih sering dipanggil Sasha. Saya mahasiswi jurusan kimia Fakultas Sains dan Informatika UNJANI angkatan 2014. Alhamdulillah, pada semester 8 saya mendapatkan kesempatan pergi ke Jepang untuk melaksanakan penelitian tugas akhir di Faculty of Agriculture, Yamagata University di kampus Tsuruoka. Penelitian berlangsung selama 3 bulan dari April hingga Juni 2018.
Yamagata University merupakan universitas nasional terbesar kedua di wilayah Tohoku yang berlokasi di Prefektur Yamagata. Memiliki 4 kampus utama, yaitu:
- Kojirakawa Campus (Yamagata City) – Literature and Social Sciences/Education, Art and Science/Science
- Iida Campus (Yamagata City) β Medicine
- Yonezawa Campus (Yonezawa City) β Engineering
- Tsuruoka Campus (Tsuruoka City) – Agriculture
Saya mendapatkan kesempatan ini dari kerja sama penelitian luar negeri antara Yamagata University dengan jurusan kimia UNJANI. Dengan adanya MoU (Memorandum of Understanding) antara kedua Lembaga, kerja sama direalisasikan dengan mengirimkan mahasiwa untuk melakukan penelitian tugas akhir di Jepang. Sebelumnya, Nurhabibah Alawiyah (angkatan 2013) telah melaksanakan penelitian ini.
Persiapan untuk keberangkatan ke Jepang memerlukan waktu yang lama. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi seperti pembuatan LoA (Letter of Acceptance) dari Prof. Yoshihito Shiono, pengurusan VISA, persiapan sampel yang akan diteliti, dan juga persiapan fisik.
Pengalaman pertama saat tiba di Tsuruoka
Tidak seperti kota besar pada umumnya, Tsuruoka jauh dari keramaian. Masih banyak sawah, ladang, dan lahan yang belum terisi. Aktivitas dimalam hari pun cukup sepi. Mayoritas toko tutup pukul 20.00 dan pukul 22.00 hingga tengah malam terhitung 2-3 mobil saja yang melintas di jalan utama. Sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan masyarakat Tsuruoka dan wisatawan cukup memadai seperti akses jalan tol, bandara, bis kota dan kereta, tourism center, rumah sakit, supermarket, dan convience store. Untuk hiburan dan relaksasi pun tersedia seperti tempat karaoke, restauran, dan pemandian air panas (onsen).
Jalan menuju kampus dari apato Higashi dan suasana malam pukul 23.30 di jalan utama
Pada saat saya tiba, Jepang sedang mengalami peralihan musim dingin ke musim semi. Karena kota ini terletak di bagian utara pulau Honshu, suhu dan cuaca disini cukup dingin meskipun sudah masuk musim semi. Butuh beberapa waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan Tsuruoka. Saya tinggal selama 3 bulan di apato (apartemen) universitas yang terletak di daerah Higashi, jaraknya sekitar 10 menit jika ditempuh menggunakan sepeda. Saya mendapatkan fasilitas sepeda juga dari kampus mengingat jalanan di Tsuruoka tidak ada βangkotβ seperti di Indonesia dan bis umum hanya melintas pada waktu tertentu saja.
Tidak seperti apato pada zaman modern, apato ini masih bertahan dengan model khas Jepang. Menurut orang tua saya, seperti rumah Oshin (drama Jepang yang terkenal pada tahun 80-an di Indonesia). Memiliki 3 ruangan utama, kamar mandi, toilet, dan dapur lengkap dengan kulkas, mesin cuci, dan microwave. Fasilitas lainnya seperti air, gas, dan listrik saya bayar perbulan dengan membayarnya ke convience store (7/11 atau Lawson) dengan masing-masing kisaran harga 3000 yen/bulan sedangkan biaya sewa apato sendiri sekitar 2500 yen. Harga tersebut sangat murah dibandingkan apato di Jepang pada umumnya. Saya tinggal sendiri di apato tersebut namun memiliki tetangga yang sama-sama mahasiswa asing (non jepang) seperti dari Peru dan Vietnam serta mahasiswa Indonesia lainnya.
Hari Pertama mengunjungi laboratorium
Setelah semalam menginap di hotel dekat Tsuruoka station, kami (saya dan Dr. Yenny Febriani Yun) mengunjungi laboratorium di Yamagata University. Saya disambut oleh mahasiswa Indonesia dan Jepang yang beberapa diantaranya telah bertemu saya sebelumnya di Bandung pada bulan Maret. Mereka sangat ramah dan menyenangkan, bahkan menyiapkan welcome party untuk saya dan Bu Yenny. Pada kesempatan tersebut, kami mengenal satu sama lain dan bercerita tentang banyak hal seperti kebudayaan Indonesia dan Jepang.
Depan kampus Faculty of Agriculture dan Welcome party
Laboratorium di kampus Tsuruoka sangat lengkap, baik dari segi bahan kimia maupun instrumen yang tersedia. Jika di Indonesia instrumen tertentu seperti NMR sangat jarang ditemukan, di sinilah kita dapat menemukan dan kita dapat mengoperasikannya tanpa harus dilakukan oleh operator lain. Ini merupakan salah satu pengalaman luar biasa untuk saya, karena dapat mencoba mengoperasikan berbagai instrument yang luar biasa. Kualitas bahan kimia pun sangat bagus, sehingga mendukung dan mempengaruhi hasil penelitian.
Ada beberapa hal yang menarik selama saya melakukan penelitian di Tsuruoka:
- Selama 3 bulan, saya setiap hari melakukan penelitian dari pukul 9 pagi hingga larut malam. Mahasiswa di Tsuruoka sangat bekerja keras untuk belajar dan penelitian. Bahkan, sebagian besar melakukan baito (kerja paruh waktu) pada sore hari dan kembali lagi tengah malam ke laboratorium hanya untuk membaca dan mengerjakan tugas kuliah.
- Menghargai waktu. Ketika ada acara tertentu mereka sangat on time, bahkan 10 menit sebelumnya sudah hadir sebelum acara dimulai.
- Mayoritas masyarakat Jepang memiliki sikap yang sangat ramah. Ketika berjalan dan berpapasan pun, mereka akan membungkukkan badan, tersenyum, lalu mengucapkan salam.
- Ada waktu khusus melakukan kegiatan bersama di luar laboratorium untuk refreshing sejenak dari kegiatan di dalam lab, seperti sampling ke gunung atau laut, mencari tumbuhan liar untuk makan malam, hanami (berkumpul dan makan bersama di taman), dan melihat festival.
- Setiap pertemuan dan perpisahan selalu ada βpartyβ. Welcome party dilakukan untuk menyambut dan mengenal satu sama lain lebih dekat sehingga pada saat melakukan penelitian sudah saling mengenal dan lebih mudah untuk bekerja sama. Farewell party dilakukan untuk menikmati kebersamaan terakhir sebelum meninggalkan lab untuk waktu yang sangat lama, sehingga memiliki kesan dan kenangan yang baik setelah beberapa waktu tinggal di Jepang.
Kegiatan di luar laboratorium
Selain kegiatan dalam kampus, saya juga melakukan berbagai kegiatan di luar seperti mengikuti berbagai festival kebudayaan Jepang. Salah satunya adalah Hanami. Hanami merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat jepang untuk berkumpul dan makan bersama sambil menikmati indahnya bunga Sakura yang bermekaran pada musim semi. Hal ini merupakan pengalaman yang paling berkesan untuk saya karena pertama kalinya melihat bunga Sakura secara langsung dan bunga tersebut pertama kali mekar (di daerah Tsuruoka) pada saat saya berulang tahun.
Kegiatan Hanami
Adapula kegiatan lainnya seperti sampling tour dan sansaitori (memetik sayuran liar) ke gunung Gassan, gunung Takadate, dan pantai sekitar Imaizumi. Sampling dilakukan untuk mencari bahan penelitian, sedangkan sansaitori merupakan tradisi sebagian orang Jepang pada saat musim semi tiba untuk berburu sayuran liar yang baru tumbuh. Biasanya kami mencari tanaman Tara no me dan Fuki kemudian dimasak menjadi tempura untuk makan malam bersama.
Saya juga mengikuti salah festival yang sering diadakan setiap tahunnya yaitu Tengjin Festival. Banyak stand makanan, minuman dan permainan pada acara tersebut dan tak lupa juga ada pertunjukan tradisional khas Jepang.
Pengalaman pertama Idul Fitri di Luar Negeri
Pada saat melaksanakan penelitian 3 bulan, saya merasakan pertama kalinya melaksankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh dan berlebaran (Idul Fitri) jauh dari keluarga. Melaksanakan puasa di negara mayoritas non muslim cukup berat. Bulan Ramadhan bertepatan pada awal masuk musim panas sehingga waktu berpuasa menjadi sangat panjang (jam sahur pukul 02.30 dan jam berbuka 19.00). Namun hal tersebut dapat teratasi dengan sibuknya kegiatan penelitian sehingga tidak terasa dan mahasiswa Jepang di laboratorium sangat menghargai ketika kami (mahasiswa Indonesia) sedang berpuasa. Bahkan beberapa diantaranya mencoba untuk berpuasa dengan kami dari sahur hingga waktu berbuka.
Idul Fitri tahun ini bertepatan pada hari jumat, sehingga kami anggota PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Yamagata meminta izin untuk tidak melakukan kegiatan laboratorium selama 1-2 hari. Waktu tersebut dilakukan untuk persiapan dan pelaksanaan sholat Ied di salah satu apato universitas yang terletak di daerah Daihoji. Kami berkumpul, melaksanakan sholat Ied, dan makan bersama layaknya masyarakat Indonesia pada saat Idul Fitri. Setiap orang memasak makanan khas lebaran dan dibawa ke Daihoji untuk dinikmati bersama. Hanya yang berbeda yaitu kami tidak bersilaturahmi ke setiap rumah, mengingat mayoritas Jepang tidak beragama Islam.
Demikian pengalaman yang saya rasakan ketika mengikuti program penelitian di Jepang. Saya ucapkan terimakasih kepada pembimbing saya Dr. Yenny Febriani Yun, Dewi Meliati Agustini, S.Si., M.Si., Prof. Yoshihito Shiono, Prof. Unang Supratman (UNPAD), Jurusan Kimia UNJANI, Fakultas SI UNJANI, Rektorat, Yayasan Kartika Eka Paksi, beberapa sponsor dan pihak yang mendukung terlaksananya program ini. Saya berharap kedepannya program ini dapat terus berlanjut dan kerja sama dipertingkat menjadi kerjasama antar universitas. Jika memungkinkan, lebih banyak lagi mahasiswa yang dapat melaksanakan kegiatan penelitian di Jepang dalam satu periode.
γ©γγγγγγγ¨γγγγγΎγ!
0 Comments